411

Jadi, 4 November kemarin, di hari Jumat cerah ceria dan mendung, di gadang-gadang sebagai hari bersejarah umat Muslim Indonesia dikarenakan adanya aksi damai yang diikuti hampir 500 ribu orang dari segala penjuru Indonesia. tujuan utama adalah Istana Presiden.

Saya tidak membicarakan isu apa yang melatarbelakangi aksi damai tersebut, tapi saya hanya akan membagi pengalaman pertama saya berkantor di tengah kota Jakarta yang dilalui jalan-jalan utama dengan situasi siaga I. diulang SIAGA 1

sejak seminggu sebelumnya, kantor saya sudah menyebarkan email informasi terakit kegiatan aksi ini beserta rute-rute yang akan dilalui, sistem buka tutup pintu gedung, dan sebagainya. bahkan management di kantor saya mengkhusukan dapat tertutup bersama para Dept. Head terkait kegiatan BCP yang akan dilancarkan.

Pertama, bawa baju ganti dan makanan siap saji sebagai jaga-jaga kalau-kalau situasi memanas dan terpaksa bermalam di gedung kantor. bahkan kantor sudah menyiapkan sleeping bag.

Kedua, pakai sepatu sneakers, jadi, kalau ada apa-apa bisa segera melarikan diri dengan cepat.

Nah, kan. saya sebagai staff biasa, warga Jakarta, dan belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, alih-alih merasa takut, malah jadi antusias. jujur. antusias pengin tahu hal sebesar dan seserius apa yang akan terjadi.

dan tibalah pada hari H, ketika tiba-tiba pukul 9 tet, ibu Direktur turun mondar mandiri ke seluruh department dan menginformasikan bahwa semua ibu hamil, harus pulang sekarang juga.
ok. WOW

2-3 jam berikutnya pengumuman kedua, hanya sepertiga staff dari masing-masing department yang tinggal dan melanjutkan pekerjaan. termasuk saya. dan sisanya diharuskan pulang, dikarenakan aksi telah mulai dijalankan dengan massa yang semakin banyak.

tersisalah saya dengan beberapa rekan melanjutkan pekerjaan yang - syukurlah - mendukung. jumlah transaksi menurun drastis. alhamdulillah.

well, sebagai orang awam, saya bersyukur selama seharian saya bekerja, keadaan masih baik-baik saja. aman. meskipun sebenarnya saya merasa segalanya aman berjalan. hanya memang segala persiapan harus dilakukan.

duka Jakarta terkait 98 itu nyata. sangat nyata.

melihat bagaimana reaksi teman-teman Non Muslim, Non pribumi, ketakuan dan segala keresahan. saya yakin, bukan ini yang seharusnya timbul. kegelisahan seperti ini seharusnya tidak boleh timbul,

saya yakin aksi damai itu benar-benar diniatkan sebagai kegiatan damai dalam menyampaikan kesalahpahaman.

hanya saja mungkin ada segelintir orang yang berniat dan membawa orasi-orasi, kalimat menyayat dan menyudutkan. yang tidak seharusnya keluar dan dikeluarkan dalam sebuah kegiatan damai. apalagi kegiatan damai yang mengatasnamakan sebuah agama.

sudah ya, cukup untuk perbedaannya.
cukup untuk penyebaran teror dan rasa tidak amannya.

kita semua cinta damai.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat berkurang umur

Roti Goreng Isi Coklat