Perempuan dan Jakarta
Tangguh dan hebat.
Begitulah tangkapan saya pada
perempuan-perempuan yang mampu hidup dan selamat menjalani serta melanjutkan
kehidupan mereka di Jakarta. Ibukota Negara Indonesia. Sebuah kota metropolitan
yang nyaris tidak pernah tidur. Macet adalah makanan mereka setiap hari. Begitu
halnya dengan polusi dan jam sibuk. Vitamin.
Perempuan-perempuan tangguh ini bekerja dan bangun
(kadang-kadang lebih) larut.
para perempuan yang bekerja “ganda”. Pekerjaan sepanjang
hidup sebagai seorang istri dan ibu, dan pekerjaan sampingan yang menuntut
lebih banyak waktu sebagai pegawai.
Para perempuan tangguh yang bangun lebih pagi dari kokok
ayam jantan. Dan pulang lebih malam nyaris sama dengan jam selesainya operasi
bus trans. 5 hari dalam seminggu.
Perempuan tangguh yang mampu bertahan dalam cepatnya derap
waktu kota megah ini. Yang perubahannya melesat seiring laju pertumbuhan
ekonomi. Tak peduli mereka berlari kehabisan napas atau merangkak terseok.
Tapi perempuan tak akan mau menyerah. Perempaun Jakarta tak
kenal menyerah.
Tidak ada pengampunan
Tidak ada istirahat
Liburan adalah pekerjaan yang ditunda. Kehadiran kami
dinanti. Kehadiran kami dibutuhkan.
Meski nyiyiran para tetangga dan para kaum sesama di media sosial maupun gosip terkait waktu mereka pada anak-anak dan keluarga sendiri yang lebih kecil.
Tapi perempuan yang bekerja dan sanggup mengikat janji dan lawan jenis untuk menjadi seorang istri dan seorang ibu adalah perempuan-perempuan tangguh.
Komentar
Posting Komentar