mereka yang baru, aku yang usang
kalau mau bicara soal hidup, mungkin saya tidak akan bisa bicara sekaliber seorang filsuf atau orang-orang berbakat lainnya yang kelebihan stock kata-kata bagus dan terkadang tidak bisa dimengerti orang-orang "standar" seperti saya. karena saya hanya bisa menggambarkan hidup saya - sampai saat ini, sih - sebagai layangan putus.
gara-gara pernah nge-fans berat sama kata-kata go with the flow yang tidak tahu kepunyaan siapakah gerangan, saya jadi benar-benar hidup hanya mengikuti angin.., mengikuti arus. kalau angin sedang kencang, daya kreatifitas saya bisa juga terbang kencang sampai bahkan berlebihan. luber-luber saking terlalu semangatnya menggarap sesuatu yang baru dan menarik. tapi yang namanya angin, tidak akan kencang terus-menerus, paling hanya 2-3 menit saja, dan setelah itu wuzzzz.... sepoi-sepoi lagi atau bahkan tidak ada angin, yang berarti hidup saya akan melempeng lagi. tidak ada kegiatan berarti yang juga berarti useless. bahkan kali kita membicarakan angin kencang seperti tornado atau angin puting beliung versi indonesia-nya, kita bisa bayangkan daya kreatifitas dan semangat itu sebagai sesuatu yang juga useless. karena percayalah bahwa apapun yang dikerjakan dengan mengandalkan sesuatu yang lebih dari porsi yang seharusnya atau lebay, tidak akan bertahan lama atau bahkan malah tidak berguna sama sekali. cuman ngabis-ngabisin tenaga dan materi saja.
saya sudah membuktikan itu dalam beberapa kali periode sejak dulu sampai sekarang. bahkan ketika akhirnya saya menyandang titel mahasiswa tingkat akhir, kebiasaan itu masih lelat menempel di dalam diri saya. memang menyebalkan. dan akan sangat menyebalkan karena saya akan mencoba menceritakan ulang semua ke-sia-siaan itu. *tarik napas panjang sambil merem.., Tuhan maafkan saya...
yang pertama, adalah ketika saya SD dan saya amat sangat tertarik dengan kegiatan menggambar dan melukis. sambil kepedean dengan bakat - yang sebenarnya saya tidak benar-benar yakin saya miliki - melukis saya, saya merengek pada orangtua untuk membelikan kanvas dan segepok cat warna kumplit yang mahal harganya. pada awalnya mungkin saya memang benar-benar serius mencoba menggambar apapun yang saya bisa dan ketika akhirnya sayamencoba untuk menambahkan warna dan eng ing eng... saya sadar saya sama sekali tidak berbakat. saya gagal dan lukisan yang saya bayangkan akan sangat OK untuk seorang anak SD, hancur berkeping-keping. setelah itu saya memang masih terus mencoba melukis walaupun dengan keterbatasan dan semangat serta kepercayaan diri yang tidak lagi setegak pada awalnya. dan setelah beberapa minggu, saya meninggalkan kuas, pallet, cat warna serta kanvas itu, teronggok merana di atas lemari.
yang kedua adalah menulis. yang ini saya rasa juga akibat tidak sengaja menemukan beberapa hasil karya tulisan kakak perempuan saya yang saya pikir bagus dan saya juga pikir sepertinya saya juga bisa melakukannnya. dan mulailah saya memenuhi halaman demi halaman komputer orangtua saya dengan tulisan-tulisan panjang tapi tidak pernah tamat. dimulai dengan serial detektif cilik sampai percintaan ala novel-novel remaja. hal ini pun hanya bertahan semasa saya SMP sampai SMA. setelah itu saya tinggalkan kembali dalam bentuk document-document word yang menumpuk. meskipun begitu, saya cukup bangga untuk yang satu ini. karena saya pikir saya cukup berbakat menulis - terbukti dengan tulisan-tulisan saya yang sasaya baca ulang dan menimbulkan pikiran kog, gua bisa ya bikin tulisan bagus kayak gini? :P tapi terlepas dari itu, saya juga menyesal kenapa saya tidak pernah memaksakan diri saya untuk menyelesaikannya dulu. ketika saya masih bisa berpikir sebagus itu.
dan sekarang, ketika saya sudah menyandang titel mahasiswa dan seharusnya sudah mendaulat sebagai seseorang yang cukup dewasa dan sebentar lagi akan menghadapi dunia yang sebenarnya, masyarakat yang sebenarnya tanpa bisa lagi bersembunyi di bawah ketiak orangtua, saya masih tidak punya planning apapun untuk hidup saya. saya masih layang-layang yang mengandalkan tiupan angin yang kencang, yang mungkin membawa saya ke tempat yang bagus kalau beruntung atau berakhir nyangkut di pohon kalau sial. padahal keberuntungan dan takdir itu kita yang membuat. bukankah hidup seperti selembar kertas putih kosong, dan takdir seperti tinta yang kita pegang sendiri pulpennya.
seperti terhenyak dan sakit hati kalau mendapati teman-teman yang sudah fix dengan rencana hidupnya kedepan. beberapa tahun atau bulan tidak masalah. terlaksana atau keluar dari rencana pun OK. setidaknya mereka tahu apa yang mau mereka kerjakan dan capai setelah hari ini. dan apa yang akan mereka lakukan kalau rencana tersebut sampai melesat. Hhhhhh.... saya hanya bisa mengelus dada.
well well..., apakah saya juga bisa melakukan itu?? mengingat saya akan punya seminggu waktu kosong dan tabungan hasil kerja saya yang lumayan.., saya pikir saya bisa. saya harus bisa. apalagi Beliau sudah memberikan yang terbaik untuk saya sejauh ini, kenapa saya harus ingkari lagi RahmatNya dan membuang-buang kesempatan yang tidak semua orang dapatkan itu??
ayo bangun!! WAKE UP!!!
bukankah kamu sudah tertampar dengan kata-kata seseorang tadi sore di acara Kick Andy?
yeah.., kita lihat bagaimana jadinya nanti. dan semoga semangat perubahan dan untuk memilih yang terbaik ini tidak seperti layangan lagi. karena aku bukan layangan, kan? aku tidak dikendalikan. aku mengendalikan diriku sendiri. :)
Rencanakanlah hidupmu sekarang, sebelum orang lain memasukkanmu ke dalam rencana hidupnya
gara-gara pernah nge-fans berat sama kata-kata go with the flow yang tidak tahu kepunyaan siapakah gerangan, saya jadi benar-benar hidup hanya mengikuti angin.., mengikuti arus. kalau angin sedang kencang, daya kreatifitas saya bisa juga terbang kencang sampai bahkan berlebihan. luber-luber saking terlalu semangatnya menggarap sesuatu yang baru dan menarik. tapi yang namanya angin, tidak akan kencang terus-menerus, paling hanya 2-3 menit saja, dan setelah itu wuzzzz.... sepoi-sepoi lagi atau bahkan tidak ada angin, yang berarti hidup saya akan melempeng lagi. tidak ada kegiatan berarti yang juga berarti useless. bahkan kali kita membicarakan angin kencang seperti tornado atau angin puting beliung versi indonesia-nya, kita bisa bayangkan daya kreatifitas dan semangat itu sebagai sesuatu yang juga useless. karena percayalah bahwa apapun yang dikerjakan dengan mengandalkan sesuatu yang lebih dari porsi yang seharusnya atau lebay, tidak akan bertahan lama atau bahkan malah tidak berguna sama sekali. cuman ngabis-ngabisin tenaga dan materi saja.
saya sudah membuktikan itu dalam beberapa kali periode sejak dulu sampai sekarang. bahkan ketika akhirnya saya menyandang titel mahasiswa tingkat akhir, kebiasaan itu masih lelat menempel di dalam diri saya. memang menyebalkan. dan akan sangat menyebalkan karena saya akan mencoba menceritakan ulang semua ke-sia-siaan itu. *tarik napas panjang sambil merem.., Tuhan maafkan saya...
yang pertama, adalah ketika saya SD dan saya amat sangat tertarik dengan kegiatan menggambar dan melukis. sambil kepedean dengan bakat - yang sebenarnya saya tidak benar-benar yakin saya miliki - melukis saya, saya merengek pada orangtua untuk membelikan kanvas dan segepok cat warna kumplit yang mahal harganya. pada awalnya mungkin saya memang benar-benar serius mencoba menggambar apapun yang saya bisa dan ketika akhirnya sayamencoba untuk menambahkan warna dan eng ing eng... saya sadar saya sama sekali tidak berbakat. saya gagal dan lukisan yang saya bayangkan akan sangat OK untuk seorang anak SD, hancur berkeping-keping. setelah itu saya memang masih terus mencoba melukis walaupun dengan keterbatasan dan semangat serta kepercayaan diri yang tidak lagi setegak pada awalnya. dan setelah beberapa minggu, saya meninggalkan kuas, pallet, cat warna serta kanvas itu, teronggok merana di atas lemari.
yang kedua adalah menulis. yang ini saya rasa juga akibat tidak sengaja menemukan beberapa hasil karya tulisan kakak perempuan saya yang saya pikir bagus dan saya juga pikir sepertinya saya juga bisa melakukannnya. dan mulailah saya memenuhi halaman demi halaman komputer orangtua saya dengan tulisan-tulisan panjang tapi tidak pernah tamat. dimulai dengan serial detektif cilik sampai percintaan ala novel-novel remaja. hal ini pun hanya bertahan semasa saya SMP sampai SMA. setelah itu saya tinggalkan kembali dalam bentuk document-document word yang menumpuk. meskipun begitu, saya cukup bangga untuk yang satu ini. karena saya pikir saya cukup berbakat menulis - terbukti dengan tulisan-tulisan saya yang sasaya baca ulang dan menimbulkan pikiran kog, gua bisa ya bikin tulisan bagus kayak gini? :P tapi terlepas dari itu, saya juga menyesal kenapa saya tidak pernah memaksakan diri saya untuk menyelesaikannya dulu. ketika saya masih bisa berpikir sebagus itu.
dan sekarang, ketika saya sudah menyandang titel mahasiswa dan seharusnya sudah mendaulat sebagai seseorang yang cukup dewasa dan sebentar lagi akan menghadapi dunia yang sebenarnya, masyarakat yang sebenarnya tanpa bisa lagi bersembunyi di bawah ketiak orangtua, saya masih tidak punya planning apapun untuk hidup saya. saya masih layang-layang yang mengandalkan tiupan angin yang kencang, yang mungkin membawa saya ke tempat yang bagus kalau beruntung atau berakhir nyangkut di pohon kalau sial. padahal keberuntungan dan takdir itu kita yang membuat. bukankah hidup seperti selembar kertas putih kosong, dan takdir seperti tinta yang kita pegang sendiri pulpennya.
seperti terhenyak dan sakit hati kalau mendapati teman-teman yang sudah fix dengan rencana hidupnya kedepan. beberapa tahun atau bulan tidak masalah. terlaksana atau keluar dari rencana pun OK. setidaknya mereka tahu apa yang mau mereka kerjakan dan capai setelah hari ini. dan apa yang akan mereka lakukan kalau rencana tersebut sampai melesat. Hhhhhh.... saya hanya bisa mengelus dada.
well well..., apakah saya juga bisa melakukan itu?? mengingat saya akan punya seminggu waktu kosong dan tabungan hasil kerja saya yang lumayan.., saya pikir saya bisa. saya harus bisa. apalagi Beliau sudah memberikan yang terbaik untuk saya sejauh ini, kenapa saya harus ingkari lagi RahmatNya dan membuang-buang kesempatan yang tidak semua orang dapatkan itu??
ayo bangun!! WAKE UP!!!
bukankah kamu sudah tertampar dengan kata-kata seseorang tadi sore di acara Kick Andy?
yeah.., kita lihat bagaimana jadinya nanti. dan semoga semangat perubahan dan untuk memilih yang terbaik ini tidak seperti layangan lagi. karena aku bukan layangan, kan? aku tidak dikendalikan. aku mengendalikan diriku sendiri. :)
Rencanakanlah hidupmu sekarang, sebelum orang lain memasukkanmu ke dalam rencana hidupnya
Komentar
Posting Komentar