kami - dulu dan kini


dua tahun yang lalu, di bulan puasa seperti saat ini, saya sedang berada di Batu, bersama sekelompok besar teman-teman, menjalani KKN. 25 orang yang belum saling mengenal satu sama lain, dari beberapa fakultas berbeda di UGM, daerah asal yang juga tidak sama, namun harus tinggal dalam satu rumah awalnya selama hampir dua bulan.

sebuah pengalaman yang Subhanallah, luar biasa sekali. teman-teman yang setelah adaptasi dalam waktu singkat langsung menjelma menjadi keluarga yang mampu saling menopang di saat-saat sulit maupun menceriakan di saat-saat senang.

teman bertopang ketika rindu rumah dan keluarga, teman menguatkan ketika harus bangun saur pagi-pagi tanpa keluarga, teman unyel-unyelan tidur dan nonton tivi, bahkan teman yang memberikan kebahagiaan di kala hari lahir datang. :)

sebuah keluarga yang terbangun dalam waktu singkat dan kemudian mampu menghadirkan air mata manakala waktu berpisah datang. tak kuat menahan sedih berpisah masing-masing ke keluarga sebenarnya, meninggalkan sebuah kebersamaan dalam waktu singkat, yang ternyata cukup terpatri kuat di ingatan dan hati.

sayangnya, keluarga itu mulai merapuh. perasaan itu mulai menghilang seiring waktu berjalan. ketika masing-masing anggota keluarga mulai keluar menjauh karena tuntutan pekerjaan dan ego sendiri. ketika mereka dan saya bertemu dengan sebuah keluarga baru.

saya masih ingat dengan jelas, bagaimana dalam sebulan lebih itu kami membuat kebiasaan-kebiasaan yang membutuhkan kebersamaan. masak nasi goreng malam-malam dengan Dofier sebagai juru masak. kebiasaan masaknya yang sedikit unik membuat saya terjengat sedikit manakala dia menyuruh saya megulek bawang merah dan putih tanpa mengupas kulitnya. dan nyatanya hasilnya memang lebih enak! :D dan kami makan langsung dari wajannya. tidak lagi pakai piring. langsung comot masing-masing dengan tangan. nikmat sekaliii rasanya. dan kegiatannya berlangsung hampir setiap malam. membuat berat badan saya nyaris naik 2 kali lipat. dan saya kangen sekali dengan kebersamaan itu.

belum lagi saat waktu tidur tiba dan karena di Batu udaranya dingin sekali amat sangat, ruangan tipi menjadi favorit hampir semua teman. dengan beralas kasur sepetak dan bantal empat biji juga badcover selembar, biasanya kami akan unyel-unyelan saling berdempatan untuk bisa nyempil masuk ke dalam bad cover demi menghangatkan badan. dan sudah tidak perduli lagi dia cowok saya cewek karena kami sudah seperti keluarga, kakak adik, saudara. apakah saya salah? semoga tidak. tapi kebersamaan tidur dempet-dempetan. becandaan hingga tengah malam membuat saya semakin kangen dengan suasana itu.

apalagi waktu tiba hari lahir saya, ketika sayangnya migrain saya datang dan saya cuman bisa tiduran seharian, tidak mau berfikir teman-teman ingat atau tidak dan akan ada perayaan atau tidak. takut kecewa. tapi alangkah bahagianya saya begitu tepat tengah malam, teman saya membangunkan saya dan mengajak pergi ke luar rumah. dan di tengah jalan, di bawah naungan bulan, dan pemandangan kelap kelip lampu kota Batu, beberapa teman membawakan sepiring pizza lengkap dengan lilin diatasnya. dan seorang teman sambil berlutut, memberikan bunga edelweis yang dipetiknya di Puncak Arjuna pada pendakian kami beberapa hari yang lalu. dan Alhamdulillah..., pada malam itu juga, dia menjadi partner saya. sampai sekarang. dan InsyaAllah sampai selamanya. amin :)

Sigh... saya kangen. sangat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat berkurang umur

Roti Goreng Isi Coklat