one day trip to Gunung Padang

7 Oktober 2017.



GUNUNG PADANG
view dari Teras Kedua


Dimulai dengan drama jam 7 pagi ketika mas Alan tidak datang-datang juga ke lokasi meeting point sementara penumpang lain sudah tumbuh tanduk dan hampir komplen minta kamu ditinggal. sampai akhirnya kamu datang ngos-ngosan dan mobil elf pun jalan dan saya tinggal tidur.

Sabtu kemarin, saya, mas Alan, mbak Chin dan Brandon (seorang teman dari California yang pernah belajar di Realia dan sedang sekolah di Jakarta) memulai one day trip kami ke Sukabumi, tepatnya Gunung Padang yang pernah populer sekali dengan penemuan batu batu besar yang berserakan di puncaknya dan menjadi pro kontra atas asal usulnya hingga saat ini. kami bergabung bersama ranijourney. 

perjalanan panjang dengan macet hampir 2 jam di kawasan puncak. yang bikin saya mati gaya. kebetulan, karena kami berempat hitungannya datang telat, kami mendapat tempat duduk paling belakang. 4 orang dengan 2 laki-laki berbadan besar.

perjalanan panjang itu akhirnya istirahat di sebuah rumah dekat stasiun Lampegan dimana terdapat sebuah terowongan tua yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Kami berhenti untuk makan siang, sholat, dan photo-photo.

sedikit cerita tentang stasiun yang bernama Lampegan. mas Ranu selaku tour leader kami bilang, dahulu ketika kompeni sedang membangun terowongan, karena di dalam gelap, maka ia berujar kepada para pekerja yang merupakan pribumi : "Lamp (lampu) pegang! Lamp (lampu) pegang!" itulah asal mula dari nama stasiun. Lol.

setengah 2 sian tet, kami melanjutkan perjalanan ke main point kami Gunung Padang yang masih tersisa 8 km lagi.

sekitar 20 menit-an akhirnya kami sampai ke lokasi parkir mobil-mobil untuk pengunjung Gunung Padang. setelah itu kami masih harus berjalan kaki menuju pintu masuk yang jalannya menanjak lumayan sekitar 10 menit.

di lokasi pintu masuk, kami sudah ditunggu oleh guide kami yang namanya saya enggak tanya.

Gunung Padang sendiri terdiri dari 5 teras. dan untuk mencapai teras pertama, dari pintu masuk kami harus mendaki anak tangga berjumlah 300an dengan total 400 langkah kaki. Huh hah! paru-paru sudah seperti diremas-remas rasanya. tangga yang terbuat dari batu asli Gunung tersebut sangat curam. hampir tegak lurus. dan syukurlah sudah diberi pegangan tangan. dulunya sekitar 2 tahunan yang lalu ketika mas Alan pertama kali datang kesini, tangga tersebut belum ada pegangannya.

hampir 15 menit lebih saya butuh waktu untuk sampai di puncak. Teras satu. dan langsung ambruk. ditambah lagi susana yang sejuk dengan hamparan rumput hijau terbentang luas, angin sepoi-sepoi. nyaman sekali

kami segera duduk membuat lingkaran untuk mendengarkan penjelasan dari Kang tour guide kami. cerita panjang tentang Gunung Padang yang sampai saat ini sesungguhnya belum diketahui pasti kegunaan dan bentuk asli dari tempat ini. yang katanya setelah diukur lokasi sebenarnya mencapai 20 hektar dengan 3 sungai sebagai batasnya. dan masih dalam proses penelitian. karena setelah dilakukan pengecekan, masih terdapat berbagai misteri di dalamnya yang belum mampu untuk dikuak. sungguh menarik.

tidak lama kami sudah bisa berpencar untuk melihat lihat sekitar. dari teras satu sampai teras lima.

di depan Stasiun Lamp-pegang


tangga yang menghubungkan tiap teras


pintu masuk Gunung Padang
dengan Mbak Chin. Partner nge-trip segala tujuan.
dari yang domestik sampai internasional.
dari pantai sampai puncak gunung



ini situasi di Gunung Padang. beratus-ratus batu dengan bentuk yang hampir sama berserakan bebas.
beberapa masih terlihat membentuk formasi tertentu,
beberapa sudah geletakan bertumpukan begitu saja.



sekitar pukul 4 sore kami turun Gunung dan melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta diiringi hujan deras dari Sukabumi sampai Bogor dan masih dengan kemacetannya yang luar biasa.

Sampai di Jakarta jam setengah sebelas malam.

dan masih ada satu proyek jalan-jalan lagi dalam proses. Yeay!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat berkurang umur

Roti Goreng Isi Coklat