Setelah lebih dari 3 bulan saya puasa menulis, menelan semua unek-unek bulat-bulat, melampiaskan pada kopi, teh, dan bantal guling kasur, saya kembali. Menengok tulisan saya seperti menjenguk kembali sebagian diri saya yang tidak terjamah. Saudara kembar siam yang tinggal nyaman dalam tulisan dan tetap nyaman meski dibaca orang (baca : mas Gula :P) Saya memang tipe introvert (sudah dibuktikan lewat beberapa tes psikologi), dan menulis menjadi salah satu cara saya untuk melampiaskan semua yang tidak terkatakan. Keluh, kesah, marah, sedih, senang. Sulit memang, hidup dikala kamu punya banyak teman dan kekasih di sekeliling mu, tapi tetap, mulutmu terbelenggu, sulit untuk mengeluarkan pendapat, unek-unek, pikiran bahkan beban di dalam hati. Hasilnya, kamu cuman bisa mendung sendirian. Meski penopang itu ada banyak dan siap sedia meminjamkan pundak, bahkan lebih. Saya belajar, menyimpan segalanya sendirian, membuatmu sakit dan senang sendirian. Egois sekali. Manakala masalah itu, seb...