lo anak mana?

Saya baru sadar kalau ternyata selama ini saya kelewat terlalu positif menganggap banyak hal yang berlangsung dalam hidup itu baik-baik saja. contohnya: persaingan.

enggak perlu jauh-jauh membahas persaingan di antara negara-negara maju dan berkembang atau bahkan persiangan para elit politik di kancah panggung DPR dan pemilihan umum 2014 nantinya. persaingan disana sudah pasti penuh intrik dan lebih kejam.

bagaimana dengan persaingan di level grass root? persaingan antar universitas?

tidak perlu ditanya bagaimana setiap elemen di dalam universitas berusahan keras untuk terus memperbaiki kinerja, prestasi, serta promosi instansinya masing-masing di tengah menjamurnya universitas di seluruh Indonesia saat ini. bahkan universitas yang sudah bagus pun tetap harus menjaga dan meningkatkan prestisius mereka kalau tidak mau ditendang dari posisinya di jajaran top 10 universitas paling populer dan diminati. entah bagaimanapun cara mereka bersaing di dalamnya.

lalu bagaimana dengan persaiangan yang dibuat atau dimunculkan oleh mahasiswa nya sendiri diantara lingkungan para mahasiswa. antar mahasiswa? image yang dibangun terhadap masing-masing mereka punya universitas dan universitas lainnya?

di dalam beberapa kesempatan, saya bahkan menemukan bagaimana antar universitas bisa berjibaku di dalam sebuah kompetisi. dan lucunya, bukan para peserta kompetisi yang kemudian gontok-gontokkan di lapangan membela universitasnya masing-masing, tapi justru supporternya yang jadi malah heboh sendiri. dari jingle yang awalnya menyuarakan semangat kepada tim hingga akhirnya berakhir jingle yang menyindir tim lainnya. oke, sampai bawa nama instansinya malah. kalau sudah begini, persaingan bisa merambah kawasan. mencari anggota yang mungkin didasari : letaknya yang dekat, satu daerah, sama warna alamamater, dan lainnya. dan dimulailah adu jingle yang sudah tidak ada lagi irama semangat buat tim. saya sampai bingung sendiri. lebih asyik liat suporter berkompetisi dari pada pesertanya sendiri. Hahaha..,

lain lagi kalau sudah bicara tentang karakteristik masing-masing mahasiswa dan keluarannya. tiap universitas pasti punya pendapatnya masing-masing. kadang bikin senyum dan bisa diterima dengan ikhlas, kadang bikin senyum mangkel, kadang beneran bikin naik pitam. wooooy enggak semuanya kayak gituuu!!! sambil angkat sepatu tinggi-tinggi siap dilempar. kadang suka bingung, dari mana semua tempelan karakteristik tersebut bisa muncul. yaaah.., kalau bicara soal lingkungan, memang benar. tapi lantas enggak semuanya disamakan serentak kaaaan?? bahkan dalam satu uiversitas tapi beda fakultas saja sudah bisa beda watak kog. trust me!

persaiangan seperti ini yang kemudian bikin saya malas pakai jaket almamater, dan kenapa orang suka ribut nanyain lulusan mana? yah walaupun saya selalu bangga dengan almamater saya. apapun karakteristik yang dibuat orang untuk itu. apapun watak yang ditempelkan kepada kami. apapun jenis persaiangan yang mereka coba kibarkan kepada kami. gih, sini sini..!

enggak perlulah kita bersaing dengan saling menjatuhkan. gimana kalau bersaing di hal yang lebih enak didengar kuping dan enggak bikin mangkel hati?

tapi yah, saya tetap menghargai kebebasan mengeluarkan pendapat di negara ini. tinggal nebel-nebelin kuping aja sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat berkurang umur

Roti Goreng Isi Coklat