Part 1. awalannya..

Awalannya...

BRAKKK!!!
Kubanting pintu kamar mandi tepat di depan hidung peseknya.
Sekali lagi kamu berani masuk, bener-bener aku pulangin ke akhirat sana!!! Aku berteriak.
Cukup sudah. Memangnya siapa dia? Dia pikir karena dia transparan terus bisa seenaknya ngintip aku mandi? Apa hantu terbebas dari tata krama? Apa setan tidak punya nilai dan norma?
Maaf, Ran. Kelabasan. Kan, lo tau gua enggak punya rem.
Jelas sekali kalimat itu asal diucapkan. Karena ketika aku membuka pintu dengan seember gayung ditangan, wajahnya putih pucatnya langsung maju dengan semangat. Boleh masuk?
RANDIIIIIIII!!!!!!! Jeritku dengan volume suara maksimal.
Eehh... iya, Ran. Iya, gua pergi. Gua pergiiii. Dan tubuh transparan itu pun melayang menembus tembok kamarku.
Dasar hantu mesum. Sungutku jengkel.
Kalau terus-terusan seperti ini, lama-lama aku bisa menendang jauh-jauh ikrarku pada kakek yang teramat sakral. Persetan tugas mulia!
Benar-benar bikin mangkel. Kenapa juga aku harus dikutuk punya ‘tanggungan’ hantu seperti dia? Dan kenapa juga aku harus punya ‘tanggungan’??

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat berkurang umur

Roti Goreng Isi Coklat