Jalan-jalan a.k.a melihat dunia
Tidak ada cara yang lebih menyenangkan untuk melepas penat selain jalan-jalan.
Meregangkan urat mata dari serentetan huruf dan angka. Meregangkan otot tubuh dari duduk di belakang meja dan menghadapi laporan bertumpuk-tumpuk. Bahkan profesi mengajar yang sangat menyenangkan dan hanya membutuhkan waktu minimal 2 jam per hari pun bisa membuat saya ingin lari ke gunung.
Jangan dikira jalan-jalan hanya terbatas pada beli tiket pesawat dan ngeluyur di negara/kota orang sambil belanja berjut-jut, mari kita telaah jalan-jalan ala mahasiswa dan pekerja part time..
Untuk saya, duduk manis di warung kopi sama dengan melepas lelah. Sendiri atau sama teman, dengan headphone di telinga, dengan secangkir cafelatte, kopi hitam, coklat panas, teh anget, sudah kenikmatan bak surgawi sekali.
Tidur siang, selonjoran sepanjang hari sambil browsing/menulis/nonton tivi, berasa pengangguran sehari adalah kenikmatan lainnya yang enggak perlu keluar duit. Cukup menyediakan kopi sachetan di kamar dan keripik ala kadarnya. Sejuk dan bikin ngantuk...
Lalu bagaimana dengan jalan-jalan dalam atau keluar kota. Syukurlah saya punya teman jalan yang sejauh ini oke punya. Selain teman makan, teman minum kopi, teman curhat, teman malam mingguan dan teman 'spesial', dia juga sangat antusias kalo diajak jalan. Kita tidak pernah bosan mencari tempat baru yang bisa didatangi setiap akhir minggu. Tentunya masih dalam jarak aman dengan sepeda motor, karena sayangnya teman saya ini mabok-an.
Dengan biaya yang ditekan seminim mungkin sampai seiman dengan kantong anak kos, jalan-jalan tetap bisa dilakukan. tentu saja berdasarkan aturan diatas. Yang jelas, tidak ada yang bisa membatasi apa itu jalan-jalan. jalan-jalan ya... refreshing...
Jalan-jalan membuat kita melihat yang lain. bertemu yang lain.
Hidup saya belum sempurna sampai saya tahu apa itu dunia.
Komentar
Posting Komentar