Mendadak ke Semarang

Maret, 2010

Sejak pertama kali saya mendengar cerita tentang Semarang dan apa saja yang menjadi daya tariknya (baca: Lawang Sewu), saya langsung mengambil kesempatan apapun untuk bisa pergi kesana. makanya, begitu ada niat dadakan dari temen-temen untuk pergi kesana backpackeran, saya langsung ngacung tinggi-tinggi: I AM IN!! Count me in!! Yeaahh!.., 

niat dadakan ini nyatanya beneran jadi niat dadakan, karena besoknya, kita langsung janjian ketemu di Stasiun Tugu untuk naik kereta (ehm.., lupa namanya ^^v) yang tujuannya bisa langsung nyampe di Semarang. tapi sialnya, setelah ditunggu setengah jam, ternyata kereta tidak kunjung datang. alasannya? Anjlok di tengah jalan. Great!,

setelah putar otak bahkan sampai ada wacana batal, akhirnya kita memutuskan untuk tetap naik kereta, Prameks, ke Solo, dan lanjut naik Bus Eka ke Semarang. Deal!

Secara umum, perjalanan ke Semarang bisa dibilang lancar. kecuali waktu untuk pertama kalinya saya merasakan ngejer-ngejer bus di jalan Solo. dan untungnya bus yang dikejer bagus. jadi begitu sampai di atas, bisa ngadem. tapi perjalanan dengan bus bagus dan adem dan sepi ini tidak bertahan lama karena kedua teman laki-laki saya bersikeran mau turun Jum'atan dulu. Sigh.. akhirnya kami turun di Salatiga. dan sialnya, dari Salatiga, busa Eka yang kami naiki sepertinya bus keluaran pertama kali karena sudah buluk. tidak ada AC dan penuh. --"

Sekitar pukul 3 sore kami akhirnya sampai di Semarang dan saat ini sedang hujan cukup deras. Teman saya bilang, bapaknya akan menjemput. Jadi berbarengan dengan anak-anak sekolah yang pulang, kami meneduh dulu di pinggir jalan. Alhamdulillah, 15 menitan kemudian, bapak teman saya datang menjemput dan kami pun menuju asrama kantor bapak teman saya.

karena memang kami rencana hanya 1 hari di Semarang, malemnya selepas beres-beres, kami langsung pergi jalan-jalan keluar dengan modal mobil pinjeman bapak teman saya :P menuju rumah teman yang - katanya - bakal jadi guide kami.

destinasi pertama, kami pergi ke Universitas Diponegoro. Hanya melihat-lihat sekeliling karena sudah gelap kemudian pergi makan di sebuah warung yang - sebenarnya - kecil dan mirip burjo, tapi ternyata makanannya TOP banget! i swear! that was international standard! So yummy and delicious. saya dan teman saya sampai minta kartu nama cheff-nya. :D. lepas makan, kita janjian ketemu teman-teman guide kita di halaman depan Undip. disana kita cukup lama menghabiskan waktu buat ngobrol dan poto-poto. That a must!

destinasi kedua, karena kebanyakan pada gak berani buat menyambangi Lawang Sewu malam-malam (saya kecewa banget disini!), akhirnya kita pergi ke Kampung China yang lokasinya agak jauh sebenarnya. Saya enggak tahu Kampung China itu selalu ramai atau memang waktu itu sedang ada acara, tapi rupanya seperti pasar malam. dan apa yang saya temukan sedikit mirip dengan Kampung China di Singapura. dan disini, kami menemukan mie agar-agar. mie yang terbuat dari agar-agar warna-warni. Sukaaaaaa!!!

Mie Cool - Kampung China

destinasi ketiga, karena masih sekitar pukul 10 malem, kami akhirnya pergi ke Kota Lama, disana ada satu tempat yang terkenal. saya lupa namanya. tapi dia dikenal karena sebuah Gereja dengan bentuk bangunan seperti masjid.



sekitar pukul 1 malem, kita akhirnya pulang dan tanpa mandi, langsung tepar!

besoknya pagi-pagi, kali ini dengan guide yang berbeda, kita langsung menuju destinasi selanjutnya.

destinasi keempat, biara/kuil/ apapun namanya Sam Po Kong. That was a very beautiful architect!. Beneran serasa ada di negeri China sana. dengan kuil yang tinggi besar, megah, mewah, plus pintu gerbang ala film-film kerajaan China dengan ketokan yang segede kepala. yang kurang tinggal kostum putri Huang Zhu-nya aja. :P, sayang penyewaannya agak mahal.

Gerbang belakang, tapi enggak bisa dibuka :P


Pintu Masuk Kuil SAM POO KONG
Salah satu bangunan kuil yang paling besar

setelah puas poto-poto disini, kita pindah ke destinasi selanjutnya yang paling Oye!!! jreng..jreng..jreng...

destiniasi kelima, LAWANG SEWU!! syukur Alhamdulillah jadi juga pergi kesini. dan bangunan ini beneran bikin saya terpana. bangunan luar mungkin sudah kehilangan masa lampaunya karena baru di cat dan direnovasi, tapi bagian dalamnyaaaa..., Wuaaaahh.. mungkin ini juga karena sebagian besar bangunan masih dipertahankan keasliannya. Meskipun enggak sempet ngitungin jumlah pintu yang sebenarnya, tapi cukup dengan melihatnya saja, saya sudah kehilangan niat mau menghitung. karena ternyata yang dimaksud dengan Lawang itu juga termasuk daun jendela.

Tangga pertama dari pintu masuk, megah banget!

Seribu Pintu

Salah satu Jendela dengan keramik yang masih asli dari jaman lawas dulu. KEREEEENN!!

sebagai salah satu ikon Semarang yang paling populer dan dikenal atas cerita masa lalunya yang panjang serta cerita masa kini yang cenderung kelam dan mistis, menyusuri lorong demi lorong, serta ruangan demi ruangan enggak urung bikin memori yang dipaksa untuk kembali ke masa lalu. bagaimana megahnya dulu bangunan ini, bagaimana ramainya dulu, bagaimana orang-orangnya dulu, dan lain-lain. dan begitu masuk ke ruangan paling atas yang konon dipakai oleh Jepang untuk menyisai tahanan dan ruangan bawah tanah yang dipakai juga untuk menyiksa tahanan (sebagian besar orang Indonesia) pikiran saya langsung memaksa saya untuk membayanga cerita-cerita mistis yang sering diceritakan orang-orang. Apalagi ketika masuk keruang bawah tanah dimana tidak ada cahaya dan penjelasan guide bahwa pasir yang ada di ruang tahanan masih sama dengan pasir yang dulu dipakai untuk menyerap darah para tahanan yang dihukum pancung di situ. Brrrr.... bayangkan sendiri bagaimana rasanya :D

setelah dhuhur kami melanjutkan dengan pergi ke Simpang Lima (yang juga terkenal) untuk cari oleh-oleh. setelah bingung mau beli apa, saya memutuskan untuk beli Bandeng Presto yang yummmmyyyy!!!

Rencananya kami akan pulang sore itu juga dengan kereta karena masih ada kuliah besok paginya. tapi setelah  mengecek ke Stasiun, ternyata tiket kereta sudah habis. Jgerrr...

Untungnya bapak dan ibu teman saya berbaik hati menawarkan tumpangan kembali ke Solo. akhirnya dengan menumpang mobil, kami bertujuh berhimpitan selama kurang lebih 4 jam. Hahahaa..

Sampai di Solo sudah hampir Magrib dan ketinggalan kereta lagi. akhirnya kami menunggu kereta selanjutnya. Well, Yogyakarta... we're back!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat berkurang umur

Roti Goreng Isi Coklat