Jogja - never ending love
seperti mereka yang lainnya.., yang datang ke Yogya dan pergi pada akhirnya. seperti mereka yang melalui berbagai macam pengalaman baik, buruk, manis, dan pahit di Yogya, seperti mereka yang senantiasa bilang : "meninggalkan Jogja adalah hal paling sulit yang pernah dilakukan,"
"meninggalkan Jogja seperti meninggalkan separuh jiwamu disana,"
sama seperti itulah saya satu minggu yang lalu..,
jauh sebelumnya, ketika baru datang, ketika baru pertama kali menjelajahi dan memperawani Jogja, ketika pertama kali mengenal "kebebasan" di Jogja, tidak pernah terbersit dalam pikiran saya sekalipun, bahwa perjalanan ini ada ujungnya, sekolah saya akan selesai, dan kehidupan ini akan berakhir. kehidupan di Jogja yang seperti mimpi indah sekaligus buruk.
bahkan satu - dua bulan sebelum akhirnya saya ditampar dengan kenyataan bahwa saya sudah lulus. saya wisuda. saya masih menolah memikirkan kenyataan bahwa saya harus akan hengkang dari Jogja secepatnya. hanya tersisa satu bulan dan semuanya seperti tiba-tiba berlari.
satu bulan yang menghempaskan saya tanpa ampun dengan segala kegiatan yang menguras tenaga, air mata, dan emosi.
packing..., pamitan,.. bahkan saya tidak sempat punya waktu sedikit yang bermakna hanya sekedar untuk bernostalgia sesaat.
bernostalgia pada segala hal
bernostalgia pada beragam emosi dan pengalaman semasa saya menimba ilmu di kota ini.
pada setiap pertemuan dan perpisahan yang berkesan. pada setiap kedewasaan yang diberikan hingga saya akhirnya mampu pulang tanpa air mata di dalam bus yang berderai-derai. kedewasaan yang mampu menggiring saya pulang, walau terseok, meninggalkan semua kenangan dan partner saya. perpisahan yang paling berkesan dan diam
seorang teman pernah bilang : "ada suatu mitos di Jogja, bahwa kalau kamu mendengar suara kerincing kaki kuda, atau suara musik tradisional di tengah malam, itu artinya kamu akan sangat sulit untuk meninggalkan Jogja".
mungkin saya pernah mendengarnya, berkali-berkali di tengah malam di luar kost saya. tapi saya pikir itu bunyi tukang sate.
yang jelas, bunyi apapun itu, entah mitos itu benar atau tidak, tapi bukan itu yang menahan saya dan mempersulit kepulangan saya,
saya cinta kota ini.
saya betulan cinta.
Komentar
Posting Komentar