a big fan of crying

all is well.. all is well..

Saya yang memang geblek atau kelewat naif, tapi kata-kata itu memang cuman sekadar naskah dialog sebuah film yang menjerumuskan saya pada impian terlepas dari kegiatan rutin "menangis". Saya pikir dengan mengucapkan kata-kata itu sambil mengelus-elus dada maka stok air mata yang sudah sampai pelupuk mata bakalan hilang atau kembali mengalir turun menjadi air kencing. Tapi enggak tahunya, saya malah semakin pengin nangis karena ngerasa desperate sampe harus ngikutin saran film yang udah pasti nonsense. Yang mustinya ditiru dalam sebuah film adalah maknanya, bukan cara mereka meredakan masalah.

Bukannya mau pamer bahwa saya cengeng, tapi yah, menangis sudah menjadi semacam daily activities 3 kali seminggu atau bahkan lebih. Padahal dalam seminggu bisa saja saya selalu merasa bahagia dan hidup baik-baik saja. Atau bisa saja dalam seminggu ketika rutin 3 kali menangis, belum tentu sisanya saya happy happy luar dalam.

tapi seriusan, saya bisa saja tiba-tiba terbangun tengah malam, entah setelah tidak bisa tidur atau bahkan setelah tidur pulas, kemudian saya terduduk di atas tempat tidur dengan memeluk kedua lutut, dan saya menangis.

Saya bahkan enggak tahu kenapa dan untuk siapa saya menangis? Atau memang sebenarnya menangis tidak selalu butuh alasan? Karena saya pernah mendengar bahwa menangis itu seperti penyeimbang. Ketika hari-hari mu begitu luar biasa menyenangkan serasa dunia milik sendiri dan kamu sedang menjadi kesayangan Dewi Fortuna, maka sadarilah bahwa sedikit dari dirimu akan membutuhkan yang sebaliknya. Ada kejenuhan, ketidakseimbangan. Ada yang salah. Ada yang tidak benar. Dan tiba-tiba kamu ingin menangis. Meski sulit menangis tanpa alasana jelas yang benar-benar menyedihkan dan menghidupkan sisi sensitivitasmu, maka hal apapun yang pernah dialami (pokoknya yang menyedihkan) akan kamu putar ulang. Diresapi sekali lagi seperti kamu kembali merasakannya kali ini. Dan menangislah kamu disana.

Begitu selesai menangis, biasanya saya merasa sangat plong. Seperti tidak ada beban di hati. Dan hidup saya kembali tenang.

Jadi selama kegiatan menangis itu hanya penyeimbang dan bukan sedikit-sedikit tersinggung terus nangis, sedikit-sedikit tidak beruntung terus nangis, sedikit-sedikit dicuekkin terus nangis, maka itu tidak ilegal, kan? tidak dilarang, kan? tidak bikin saya dicap cengeng, kan? meskipun cengeng tidak sesuai sekali dengan profile saya, sie... :D

Ngomong-ngomong, sudah beberapa hari terakhir ini saya tidak menangis? Mungkin karena kebanyakan tekanan batinnya kali yaaaah? Hahaha..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat berkurang umur

Roti Goreng Isi Coklat