Proses
Di keluarga besar bapak saya, ada sebuah tradisi atau budaya atau kegiatan rutin atau apalah, apapun namanya silahkan namakan sendiri. Tapi kalau kami menyebutnya Proses.
Yup, proses. P-R-O-S-E-S.
Bisa dibilang keluarga besar bapak saya termasuk keluarga santri. Punya landasan agama yang kuat. Punya pesantren juga malah. Tapi tidak tahu bagian keluarga atau silsilah keluarga yang sebelah mananya. Terlalu banyak silsilah, terlalu banyak anggota, terlalu rumit. Saya saja tidak kenal semuanya.
Di Jawa Timur, tepatnya Pasuruan, ada salah seorang paman yang mengajar atau punya sebuah yayasan atau padepokan yang mempelajari ilmu kebatinan. Menyucikan hati, pikiran dan badan. Bisa punya indra keenam juga katanya. Ada satu atau dua ning (sebutan untuk mbak) yang memang dari sananya sudah punya indra keenam dan mengasahnya di padepokan tersebut.
Dan ada salah satu ning saya yang - katanya - sangat 'bersih'. Belum pernah menikah dan sangat suci. Dan disinilah awal mula proses.
Kalau di Indonesia dikenal kerasukan, kesurupan, nah, proses ini hampir sama dengan yang seperti itu. Namun lebih legal dan terarah. Ada peraturannya dan tidak bisa sembarang mengacau di badan orang lain.
Saya sendiri belum pernah melihat langsung proses ini.
Tapi yang saya dengar, proses dimulai dengan sebuah roh berupa cahaya yang turun dari langit, warna putih dan menghampiri ning saya. Sayangnya, dia tidak bisa menolak kedatangan cahaya ini. Mau tidak mau dia harus menerima cahaya tersebut masuk ke dalam tubuhnya.
Sesudah itu, ning saya harus pergi menghadap paman sayasambil menangis untuk 'dibuka', supaya roh tersebut bisa berbicara dan bergerak dengan tubuh ning saya. Anehnya, roh tersebut akan bicara dan bergerak dengan suara aslinya dan berlaku seperti layaknya ia ketika masih hidup.
Bapak saya yang sudah pernah melihatnya langsung ketika roh mbahnya saya masuk ke dalam ning saya untuk memberikan pesan-pesan terakhir dan beberapa barang. Dia juga sama shock nya dan sama tidak percayanya.
Kegiatan ini berlangsung sejak dulu sampai sekarang.
Sudah ada banyak roh yang masuk dan sebagian besar mereka adalah roh-roh yang butuh pertolongan. Seperti ketika ada roh pejuang yang meminta tolong untuk memberitahu keluarganya perihal lokasi jasadnya.
Sampai sekarang sie, karena belum pernah melihatnya secara langsung, saya belum percaya seratus persen..
Tapi yah.. inilah tradisi.
Yup, proses. P-R-O-S-E-S.
Bisa dibilang keluarga besar bapak saya termasuk keluarga santri. Punya landasan agama yang kuat. Punya pesantren juga malah. Tapi tidak tahu bagian keluarga atau silsilah keluarga yang sebelah mananya. Terlalu banyak silsilah, terlalu banyak anggota, terlalu rumit. Saya saja tidak kenal semuanya.
Di Jawa Timur, tepatnya Pasuruan, ada salah seorang paman yang mengajar atau punya sebuah yayasan atau padepokan yang mempelajari ilmu kebatinan. Menyucikan hati, pikiran dan badan. Bisa punya indra keenam juga katanya. Ada satu atau dua ning (sebutan untuk mbak) yang memang dari sananya sudah punya indra keenam dan mengasahnya di padepokan tersebut.
Dan ada salah satu ning saya yang - katanya - sangat 'bersih'. Belum pernah menikah dan sangat suci. Dan disinilah awal mula proses.
Kalau di Indonesia dikenal kerasukan, kesurupan, nah, proses ini hampir sama dengan yang seperti itu. Namun lebih legal dan terarah. Ada peraturannya dan tidak bisa sembarang mengacau di badan orang lain.
Saya sendiri belum pernah melihat langsung proses ini.
Tapi yang saya dengar, proses dimulai dengan sebuah roh berupa cahaya yang turun dari langit, warna putih dan menghampiri ning saya. Sayangnya, dia tidak bisa menolak kedatangan cahaya ini. Mau tidak mau dia harus menerima cahaya tersebut masuk ke dalam tubuhnya.
Sesudah itu, ning saya harus pergi menghadap paman sayasambil menangis untuk 'dibuka', supaya roh tersebut bisa berbicara dan bergerak dengan tubuh ning saya. Anehnya, roh tersebut akan bicara dan bergerak dengan suara aslinya dan berlaku seperti layaknya ia ketika masih hidup.
Bapak saya yang sudah pernah melihatnya langsung ketika roh mbahnya saya masuk ke dalam ning saya untuk memberikan pesan-pesan terakhir dan beberapa barang. Dia juga sama shock nya dan sama tidak percayanya.
Kegiatan ini berlangsung sejak dulu sampai sekarang.
Sudah ada banyak roh yang masuk dan sebagian besar mereka adalah roh-roh yang butuh pertolongan. Seperti ketika ada roh pejuang yang meminta tolong untuk memberitahu keluarganya perihal lokasi jasadnya.
Sampai sekarang sie, karena belum pernah melihatnya secara langsung, saya belum percaya seratus persen..
Tapi yah.. inilah tradisi.
Komentar
Posting Komentar